Rabu tanggal 1 kemarin, saya menonton Mata Najwa di Metro TV. Itu pun karena ada reminder dari ayah mertua dan teman semasa kuliah dahulu. Mau nonton TV saja pake reminder ya? Memang, karena bagi saya ini sedikit spesial. Mata Najwa hadir di kampus almamater saya.
Tamu yang diundang pun sedang menjadi trending topic saat ini, salah satunya Joko Wi, mantan walikota Solo. Di postingan ini, saya tidak ingin bercerita mengenai kehebatan atau prestasi Joko Wi dalam memimpin sebuah kota. Toh kita bisa meihat atau membaca di beberapa media mengenai sepak terjang beliau.
Satu hal yang membuat saya merasa klik dengan pemikiran beliau di acara Mata Najwa itu adalah tentang OPTIMISME. Iya, beliau menutup perbincangan di acara yang kondang akan pertanyaan tajam itu dengan ajakan untuk menampilkan kebaikan. Dalam benak saya, bisa saja kata-kata itu diganti dengan optimisme.
"Kalau ada anak SD yang baik ditampilkan, anak SMP yang baik ditayangkan, anak SMA yang baik-baik juga ditayangkan, sampai pada anak kuliah yang baik-baik juga ditampilkan, saya yakin Indonesia ini akan penuh kebaikan." Simpel ya, tetapi bermakna dalam (bagi saya).
Ya kita lihat saja isi media sekarang. Begitu TV menyala, rasanya hanya ingin mengelus dada. Apakah memang tidak ada prestasi yang bisa ditayangkan? Atau memang sengaja mem-blow up yang buruk-buruk supaya aura negatif setiap orang muncul? Berita anak kuliah misalnya, tidak ada yang tidak mesum. Semua penggrebekan. Darah muda, agent of change, penerus bangsa, seyogyanya mencitrakan dirinya sebagai orang yang kreatif dan berpestasi bukan? Nah mana ini, semangat optimisme yang muncul di media? Sudah tidak sanggupkah meliput prestasi-prestasi penerus bangsa ini?
No comments:
Post a Comment