Ini tahun 2014. Rasanya masih belum terlambat untuk mengenang sebuah lapangan di Kota Solo yang dulu sering saya sambangi. Kebetulan saat SMP, Lapangan Tipes rutin saya kunjungi satu minggu sekali saat pelajaran olahraga bersama kawan-kawan dan guru. Betapa waktu telah berputar sedemikian cepatrnya, 15 tahun berlalu dan saya tersadar setiap berbelanja di Makro atau Lotte Mart, yang dibangun di atas bekas tanah Lapangan Tipes ini.
Dulu, saat lapangan ini akan dilenyapkan untuk dijadikan sebagai pusat perbelanjaan, saya benar-benar tidak peduli. Dengan usia belia yang saya miliki kala itu, rasanya belum sanggup untuk mengamati realitas sosial yang sepertinya menjadi kewajiban untuk saya amati ketika ada di bangku kuliah.
Memori berputar. Dulu, lapangan ini banyak terdapat gundukan-gundukan, yang kala itu, mitosnya, lapangan ini adalah bekas kuburan. Ketika guru olahraga menginstruksikan untuk pemanasan, lari berputar keliling lapangan, ada sebagian dari saya dan kawan-kawan yang enggan untuk mendekat gundukan. Memang terkesan rimbun penuh semak, sehingga rasa takut pun kerap datang.
Tak hanya sekolah kami, beberapa anak TK, siswa SD, dan SMA di sekitar Tipes ini juga turut menjadikan Lapangan Tipes sebagai lapangan serbaguna. Dimana lagi kami berolahraga bila tidak di tanah lapang ini? Sekolah di tengah kota dengan bangunan gedung yang penuh, memang seringnya tidak meyisakan tanah lapang untuk kami para murid berolahraga. Dan kini, lapangan ini tinggal kenangan. Kemana lagi para siswa di sekitar Tipes ini berolahraga? Entah.
No comments:
Post a Comment