Tuesday, 7 October 2014

Asisten dan Rasa Syukur

Hidup di Indonesia rasanya sudah sangat lazim apabila memiliki asisten, terlebih bagi seorang ibu. Asisten rumah tangga ini perannya begitu besar. Bagaimana tidak, ketika menjabat sebagai seorang ibu maka berbagai profesi pun menempel padanya. Ibu sebagai istri (teman dan partner suami dalam banyak hal). Ibu sebagai perawat anak dan suami yang lihai menyiapakan kebutuhan keluarga. Ibu sebagai dokter, yang harus paham tentang tata laksana penyakit keluarga. Ibu sebagai manajer keuangan, yang wajib mengerti pos anggaran keluarga dan pintar mengelola sumber keuangan. Ibu sebagai chef yang siap sedia menhidangkan aneka masakan untuk keluarga. Sudah sewajarnya bukan bila ibu ditemani oleh asisten?

Memiliki asisten rumah tangga merupakan suatu nikmat dariNya yang terkadang lupa untuk kita syukuri. Sering memarahi, sering menggerutu, sering merasa kesal, bahkan sering untuk sulit berbagi. Asisten juga manusia, yang punya rasa dan pikiran. Kita lupa bahwa ia adalah sosok manusia yang rela meninggalkan kampung halaman dan keluarganya demi mengabdi kepada kita. Ia rela mencuci dan menyeterika baju yang memakainya pun ia tak pernah. Ia rela membersihkan rumah yang memilikinya pun ia tak pernah. Ia rela menyiapkan segala keperluan memasak yang mencicipinya pun ia hanya berani mengambil sedikit. Ia rela membuat kamar mandi harum yang menikmatinya di pagi dan sore pun ia tak pernah.

Asisten tetaplah manusia seperti kita sebagai majikan. Kekurangan pun menempel pada dirinya. Jika terjadi huru hara di rumah, seolah-olah ia lah biang keladinya. Masakan gosong, mungkin kita yang kurang teliti dalam mengolah makanan. Rumah berantakan, mungkin kita yang tidak bisa menjaga kebersihan rumah. Hasil cucian piring masih kotor, mungkin kita yang menggunakannya terlalu bernapsu sehingga noda pun sulit dihilangkan.

Bersyukur. Wajib kita lakukan untuk nikmat Allah yang satu ini. Ia ada karena sesuai kebutuhan kita, bukan karena keinginan kita. Karena keinginan datangnya dari napsu sementara kebutuhan datangnya dari hati yang bersih dan itu hanya akan diberi olehNya.