Sunday, 28 September 2014

Memaknai Travelling

Sebagian orang ada yang rela menyisihkan uang untuk keperluan travelling. Entah dalam rangka wisata religi, wisata kuliner, atau wisata alam. Terlebih saat ini banyak fasilitas transportasi, penginapan, dan bahkan konsultan wisata. Dengan berbagai kemudahan tadi rasanya mustahil bila orang merasa malas untuk bertravelling.

Sejatinya, melalui travelling kita bisa lebih banyak mengagumi dan mensyukuri nikmat Allah. Keindahan alam, kekayaan sumber daya alam, atau kita juga bisa bersyukur dengan melihat kondisi sekitar.

Siapa yg tidak kagum dengan jernihnya Pantai Padang-Padang di Bali? Hingga rumput laut pun masih mau hidup di perairan ini. Kura-kura dan penyu yang masih banyak terdapat di Bali, kedua hewan ini juga pantas kita kagumi. Lucu ketika berenang dengan bentuk yang sangat unik.

Aneka olahan makanan, juga menjadi salah satu dari sekian puluh ribu nikmatNya. Sate lilit di Bali atau makanan khas negeri kincir di Bogor bisa memanjakan lidah. Ah, malu rasanya apabila manusia tidak berpikir atas nikmat Allah. Dengan karunia pikiran, manusia menjadi mudah untuk mengolah aneka sumber daya alam milikNya.

Lain halnya ketika mata ini mengamati kondisi masyarakat sekitar tempat kita berwisata. Masyarakat yang masih buta huruf, yang hanya mengenal perkebunan, peternakan atau perikanan. Malu rasanya bila masih tak mengingatNya, karena sedari kecil kita telah mengenyam pendidikan yang lebih. Yang tak kalah memilukan, ketika menyadari bahwa kita telah menjadi muslim sedari lahir. Ini sungguh karuniaNya yang tidak terkira.

Travelling memang bukan untuk berhura-hura menghabiskan uang. Ada makna lebih dalam disana bagi manusia yang berpikir. Jadi jangan sampai di hari tua nanti kita menyesal karena belum merasakan nikmatnya travelling. Salam!